Istilah manajemen berasal dari kata management dalam bahasa Inggris. Banyak pakar yang mengartikan istilah
manajemen dalam berbagai versi. Namun pada prinsipnya manajemen memuat makna
segala upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk bekerja sama dalam
mendayagunakan sumber daya dalam suatu system untuk mencapai tujuan.
Apabila diterapkan ke dalam pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah, maka manajemen bimbingan dan konseling
adalah segala upaya atau cara yang digunakan kepala sekolah untuk mendaya
gunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya (tenaga, dana,
sarana/prasarana) dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam manajemen bimbingan dan konseling
mancakup beberapa aspek yakni:
perencanaan dan pengorganisasian program, pelaksanaan dan pengarahan program,
evaluasi dan supervisi.
B.
Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling
Pengertian program menurut T. Raka Joni
(1981): “program adalah seperangkat kegiatan yang dirancang dan dilakukan
secara kait mengkait untuk mencapai tujuan tertentu”.
Dari
definisi tersebutdapat diuraikan bahwa suatu program mengandung unsur-unsur :
a.
Seperangkat kegiatan,
artinya kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan merupakan suatu kegiatan yang
utuh.
b.
Dirancang, artinya hal-hal yang akan
dilakukan dirancang sedemikian rupa agar tidak terjadi pelapisan atau akumulasi
kegiatan, apalagi berbagai benturan akibat kegiatan yang dilakukan
berulang-ulang yang pada gilirannya berdampak pada penurunan efektivitas dan
efesiansi.
c.
Dilakukan secara kait-mengkait, yaitu bahwa
dalam melakukan kegiatan yang sudah dirancang kegiatan itu tidak berdiri
sendiri melainkan ada keterkaitan antar satu dengan yang
lain. Kegiatan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada
tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan selanjutnya.
d.
Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah
dan kendali agar semua aktivitas yang terangkum dalam program selalu terfokus pada satu titik
tujuan.
Bertolak dari pengertian diatas, secara
sederhana dapat dirumuskan bahwa program bimbingan dan konseling adalah
seperngkat kegiatan yang dirancang oleh konselor disekolah. Dalam pelaksanaannya,
pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan seluruh personil sekolah, maka
dari itu diperlukan program yang sistematis agar pelaksanaannya tidak tumpang
tindih dan benturan dengan kegiatan pada bidang-bidang lain. Adapun program
yang yang sistematis selalu mengacu pada prinsip-prinsip sebagi berikut :
a.
Program bimbingan dan konseling dirancang
untuk melayani kebutuhan siswa.
b.
Program bimbingan dan konseling merupakan
bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.
c.
Tujuan program harus dirumuskan secara jelas
dan eksplisit (operasional) dan menunanng pencapaian keseluruhan tujuan program
bimbingan dan konseling.
d.
Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh
staf sekolah.
e.
Personil bimbingan dan konseling perlu
dididentifikasi dan tugas-tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
f.
Segala sumber daya perlu ditemukan untuk
mencapai tujuan program.
g.
Dua hal yang esensial dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling adalah data pribadi siswa untuk pemahaman
diri dan bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan keputusan.
h.
Perlu penerapan rancangan sistem dalam
pengembangan program dan pemecahan masalah pengelolaan.
i.
Dukungan dan pelibatan masyarakat sekitar
harus diusahakan sejauh mungkin demi kelancaran penyelenggaraan program dan
tercapainya tujuan (Munandir, 1996).
C.
Pelaksanaan dan pengarahan Program
Setiap sekolah sebagai satuan pendidikan
perlu merancang program bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari
program sekolah secara keseluruhan. Program inilah yang akan dijadika acuan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terdapat dua
jenis program yang perlu dirancang dan diprogramkan, yakni :
a.
Program tahunan sebagai program sekolah
Program tahunan ini dijabarkan menurut
alokasi waktu pada setiap semester, program bulanan, bahkan program mingguan.
Oleh karena itu, perlu dibuat dalam satu matriks atau schedule. Dalam program
itu dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu.
Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai program sekolah, antara lain :
-
Pemberian layanan informasi melalui ceramah
yang mengundang nara sumber dari luar sekolah.
-
Program pemberian layanan orientasi bagi
siswa baru pada awal tahun.
-
Mengadakan tes bakat dan minat untuk bahan
pertimbangan penjurusan.
-
Mengadakan kunjungan ketempat industri yang
bermanfat bagi bimbingan karir.
-
Membentuk kelompok-kelompok group counseling.
-
Memberikan pelatihan keterampilan belajar
akademik
b.
Program kegiatan layanan bagi setiap Guru
Pembimbing sesuai dengan pembagian tugas layanan di sekolah
Setiap guru pembimbing perlu membuat program
berupa satuan layanan (satlan) badan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap
kali akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan jadwal yang telah
ditetapkan.
Penyusunan program pada masing-masing bidang
pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya disesuaikan dengan karakteristik
satuan pendidikan atau jenis dan jenjang sekolah. Agar pelaksanaan program
kegiatan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai maka diperlukan pengarahan agar terjadi suatu tat kerja yang diwarnai
oleh koordinasi dan komonikasi yang efektif diantara staf bimbingan dan
konseling. Pengarahan ini juga dilakukan untuk memotivasi staf dalam melakukan
tugas-tugasnya sehingga memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan
program yang telah direncanakan.
Kegiatan pelayanan Bimbingan Konseling diluar
jam pembelajaran sekolah / madrasah dapat berbentuk kegiatan tatap muka maupun
non tatap muka dengan peserta didik, untuk menyelenggarakan layanan orientasi,
konseling perorangan, bimbingan kolompok, konseling kelompok, dan mediasi,
serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Setiap kegiatan
pelayanan Bimbingan Konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program.
Sardiman
(2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
-
Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana
cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.
-
Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan
akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
-
Motivator, guru harus mampu merangsang dan
memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di
dalam proses belajar-mengajar.
-
Director, guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
-
Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam
proses belajar-mengajar.
-
Transmitter, guru bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
-
Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas
atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
-
Mediator, guru sebagai penengah dalam
kegiatan belajar siswa.
-
Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk
menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku
sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau
tidak.
D.
Evaluasi Pelaksanan Program Bimbingan dan
Konseling
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling merupakan upaya menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah pada khususnya dan program bimbingan dan konseling
yang dikelola oleh staf bimbingan dan konseling pada umunya.
Ada beberapa kegiatan layanan bimbingan dan
konseling yang di evaluasi diantaranya:
Konseling individual dan kelompok, Konsultasi dengan siswa, orang tua, dan guru
baik individual maupun kelompok, Pengukuran minat, kemampuan, perilaku, dan
kemajuan belajar siswa, Koordinasi layanan bimbingan dan konseling terhadap
siswa di sekolah.
Dengan demikian evaluasi bimbingan dan
konseling merupakan salah satu komponen sistem bimbingan dan konseling yang
sangat penting karena mengacu pada hasil evaluasi itulah dapat diambil simpulan
apakah kegiatan yang telah direncanakan telah dapat mencapai sasaran yang
diharapkan secara efektif dan efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan atau
sebaliknya direvisi dan sebagainya
a.
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan
Program Bimbingan dan Konseling
Tujuan bimbingan dan konseling secara umum adalah
sebagai berikut :
-
Mengetahui kemajuan program bimbingan dan
konseling atau subyek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
-
Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas
strategi pelaksanaan program dalam kurun waktu tertentu
Secara khusus, evaluasi pelaksanaan program
bimbingan dan konseling bertujuan untuk :
-
Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan
program yang telah dicapai.
-
Memperoleh informasi tentang tingkat
efektivitas dan efisiensi layanan bimbingan dan konseling yang ada.
-
Mengetahui jenis layanan yang sudah ataupun
belum dilaksanakaan dan jenis layanan yang memerlukan perbaikan atau
pengembangan.
-
Mengetahui tingkat partisipasi staf atau
personil sekolah dalam menunjang keberhasilan pelakanaan program.\
-
Mengetahui seberapa besar kontribusi program
bimbingan dan konseling terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
-
Memperoleh informasi yang cermat dan memadai
untuk kepentingan perencanaan langkah-langkah pengembangan program.
-
Membantu mengembangkan kurikulum sekolah yang
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
b.
Prinsip-prinsip Evaluasi Pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling
Agar diperoleh hasil evaluasi pelaksanaan
program yang diharapkan, disamping menuntut pengelolaan yang baik, juga harus
mengacu kepada prinsip-prinsip evaluasi program. Prinsip-prinsip tersebut
antara lain :
-
Evaluasi program yang efektif menuntut
pengenalan yang cermat dan rini terhadap tujuan yang akan dicapai.
-
Evaluai program yang efektif membutuhkan
kriteria pengukuran yang jelas.
-
Evaluasi program membutuhkan keterlibatan
dari berbagai pihak yang memiliki kompetensi profesional.
-
Evaluasi program menuntut umpan balik dan
tindak lanjut sehingga hasilnya dapat dicapai untuk dasar pengambilan keputusan
dan pembuatan kebijakan.
-
Evaluasi program hendaknya terencana dan
berkesinambuangan.
-
Pendekatan dan Metode Evaluasi Pelaksanaan
Program Bimbingan dan Konseling
c.
Pendekatan-pendekatan Evaluasi
Program Bimbingan dan Konseling
Shetzer dab Stone (1983) membagi pendekatan
evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ke dalam tiga pendekatan
pokok, yaitu :
-
Pendekatan dan Metode Survei
Prosedur
yag dipakai dalam pendekatan dan metode survei biasanya dengan mengumpulkan
sebanyak mungkin data tentang masukan (siswa), proses, dan hasil yang merupakan
keluaran program. Temuan yang diperoleh dirumuskan dalam profil yang bersifat
deskriptif kuantitatif maupun kualitatif.
-
Pendekatan dan Metode Eksperimen
Pendekatan
ini merupakan perpaduan antara riset dan evaluasi. Artinya kegiatannya
melakukan evaluasi tetapi prosedurnya memakai model riset eksperimental.
Lazimya dipakai untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan dan konseling
terhadap perilaku siswa. Kebutuhan pendekatan dan metode ini muncul ketika
layanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan untuk terjadinya perubahan
perilaku.
-
Studi Kasus
Studi
kasus digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan seorang siswa yang
dijadikan sebagai onyek telaah kasus. Salah satu alasan pemakaian pendekatan
ini adalah dalam layanan konseling diperlukan telaah cermat atas proses dan
hasil perubahan akibat perlakuan (treatment) terhadap diri siswa yang
bermasalah (klien). Metode ini membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak karena
bersifat longitudinal. Metode ini bermanfaat untuk mengetahui perkembangan
kepribadian klien sejak dari awal ketika ia bermasalah, selama dibantu sampai
akhirnya setelah dibantu dengan layanan konseling.
Seorang guru Bimbingan dan Konseling selalu dituntut untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan professional, maka dari itu seorang guru BK harus mengetahui bagai mana memanajemennya dengan baiik yaitu dengan membuat perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian yang teroganisir dengan baik dan mampu mengoptimalkan semua komponen atau sumber daya (tenaga, dana, sarana/prasarana) dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
0 Response to "Manajemen di dalam Bimbingan dan Konseling"
Post a Comment