1.
Persiapan Mental
a.
Memahami dan menguasai teknik-tenik yang
digunakan dalam konseling
Hal ini harus terlebih dahulu di persiapkan oleh seorang PK, Karena
dengan memahami dan menguasai teknik-teknik yang bisa digunakan dalam konseling
PK mampu mengatasi apapun permasalahan AK berdasarkan teknik yang sesuai.
b.
Memahami tahapan-tahapan dalam kegitan konseling
kelompok
Seorang PK harus memahami tahapan-tahapan dalam konseling kelompok, agar
dalam pelaksanaan kegiatan konseling kelompok berjalan dengan baik.
c.
Memahami tujuan dari kegiatan konseling kelompok
Seoarang PK harus memahami tujuan dilaksanakannya kegiatan konseling
kelompok, yaitu membantu mengentaskan sebuah masalah yang sedang dihadapi oleh
AK
2.
Persiapan Fisik (Sarana/Prasarana)
a.
Menyiapkan tempat
Seoarang PK harus menyiapkan sebuah tempat untuk melaksanakan kegiatan
konseling kelompok, tempat disini diusahakan senyaman mungkin, agar dalam
proses kegiatan konseling kelompok AK akan merasa nyaman.
b.
Menyipakan alat/bahan untuk permainan
Dalam konseling kelompok untuk mencairkan suasana seorang PK harus
memberikan sebuah selingan (permainan), dalam hal ini PK memberikan sebuah
permainan tali rafia ruwet, sehingga alat/bahan yang disediakan oleh PK yaitu,
gunting dan tali rafia yang panjangnya ±
1 meter sejumlah anggota kelompok.
B. Proses Konseling Kelompok
Setelah semua rencana disiapkan (persiapan mental) dan
kelengakapan sarana/prasarana dipastikan siap, egiatan praktik konseling
kelompok dilaksanakan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah di tentuan
yaitu pada hari selasa tanggal 24 Maret 2015, jam 12.50- 14.30 WIB, dan
bertempat di Aula Gedung PKM lantai 2 Universitas PGRI Semarang. Kegiatan ini
di ikuti oleh tujuh orang anggota. Kegiatan konseling ini meliputi empat tahap
yaitu:
1.
Tahap I (Tahap Pembentukan)
Pada tahap ini PK mengucapkan salam, kemudian menerima secara terbuka AK
dan mengucapkan terimasih atas kesediannya mengikuti kegiatan kelompok,
kemudian agar kegiatan berjalan dengan lancar PK memimpin Do’a, langkah
berikutnya PK menjelaskan maksud dan tujuan dari kegiatan Konseling kelompok
sekaligus menjelaskan cara pelaksanaan dari kegiatan tersebut, kemudian PK
menjelaskan asas-asas yang ada dalam konseling kelompok, untuk lebih meyakinkan
lagi PK mengajak para AK untuk mengucapkan ikrar, setelah itu PK menanyakan
kesepakatan waktu dari para AK untuk melakukan kegiatan konseling kelompok ini
berapa menit, kemudian untuk lebih mengakrabkan lagi antara PK dengan AK dan AK
dengan AK lainnya maka dilakukan perkenalan dan dilanjutkan dengan permainan.
2.
Tahap II (Tahap Peralihan)
Pada tahap ini PK kembali menjelaskan apa maksud, tujuan dan cara pelaksanaan
dari kegiatan Konseling kelompok, dan setelah para AK sudah memahami, PK
menanyakan kepada AK tentang kesiapan AK untuk melanjutkan ke tahap
selanjutnya.
3.
Tahap III (Tahap Kegaiatan)
Yang dilakukan oleh PK pada tahap ini yaitu PK memberikan contoh masalah
yang akan di bahas dalam kegiatan konseling kelompok, yaitu terbatas pada
masalah pribadi masing-masing anggota, kemudian PK memberikan kesempatan kepada
para AK untuk mengungkapkan masalah pribadinya. Setelah semua AK mengungkapkan
semua masalah pribadinya maka PK menawarkan kepada semua AK masalah mana yang
akan dibahas terlebih dahulu (berdasarkan kesepaatan para AK), akhirnya
kesepakatan dari semua AK memilih masalah A untuk di bahas, kemudian PK
menanyakan kepada A apakah ia bersedia masalahnya dibahas dalam kegiatan
konseling kelompok ini, dan A menyetujuinya. Masalah yang dialami oleh A yaitu
dia sulit untuk mengatur untuk bermain, belajar dan melakukan kegiatan
sehari-harinya. Dia juga bercerita bahwa waktu belajarnya tidak bisa dia
gunakan secara optimal di karenakan ketika sore hari di lingkungan kosnya
sangat berisik. Dia ternyata ngekos satu kamar ber-empat dan itulah yang
menyebabkan dia sulit mencerna materi ketika dia belajar di kos. Setelah A
mengungkap masalahnya PK mengungkapkan masalah tersebut dengan bahasa PK
sendiri (Paraphrasing) secara
singkat, dan bertanya pada A apakah masalah yang dihadapinya tersebut seperti
yang di maksud oleh PK, setelah A meng “iya kan”, selanjutnya PK meminta para
AK untuk berpendapat, bertanya ataupun memberikan solusi atas masalah yang
sedang dihadapi oleh A. Beberapa anggota secara antusias memberikan saran/
masukan kepada A atas masalah yang sedang dihapai A tersebut. Beberapa point
alternative solusi yang ditawarkan oleh para AK lainnya:
a.
Dengan mengelompokan kegiatan-kegiatannya ke
dalam tingkatan prioritas-prioritas (manajemen waktu)
b.
Dengan tidak menunda-nunda untuk mengerjakan
tugas
c.
Untuk masalah selanjutnya yaitu bagaimana cara
mengatasi agar belajarnya mampu ia lakukan dengan tenang sehingga materi yang
ia baca bisa ia pahami secara optimal yaitu dengan tidur lebih awal dan bangun
lebih awal, sehingga ia mampu belajar dengan tenang karena teman-temannya belum
bangun.
Berdasarkan point-ponit di atas PK meminta pendapat dari A,
hal apa yang akan dia lakukan setelah mendapat solusi-solusi dari para AK
lainnya.
4.
Tahap IV (Tahap Pengakhiran)
Pada tahap ini PK menjelaskan bahwa kegiatan konseling akan segera di
berakhir. Kemudian PK menyimpulkan tentang masalah yang sedang di hadapi oleh
F, setelah itu PK menanyakan kepada para AK tentang harapan- kesan serta pesan
yang mereka miliki terkait dengan kegiatan konseling kelompok yang telah
dilaksanakan, setelah semua AK mengungkapkan harapan, kesan dan pesannya PK
menawarkan kepada semua AK apabila diadakan kembali kegiatan konseling kelompok
di lain waktu. Kemudian PK mengucapkan termakasih atas partisipasi para AK
karena telah berperan aktif dalam kegitan konseling kelompok, kemudian PK
menutup kegiatan konseling kelompok dengan Berdo’a dan perpisahan.
C. Penentuan Masalah yang Akan di Bahas
Cara menentukan masalah mana yang akan dibahas terlebih
dahulu dalam kelompok yaitu dengan kesepakatan dari para AK. Setelah semua AK
mengungkapkan masalah pribadinya masing-masing, kemudian PK menanyakan kepada
para AK masalah mana yang akan terlebih dahulu dibahas dalam kelompok, masalah
yang akan dibahas berdasarkan atas kesepakatan para AK (suara terbanyak).
D. Penggunaan Teknik
Teknik yang digunakan dalam kegiatan konseling kelompok ini yaitu:
1.
Attending, yaitu teknik yang digunakan oleh seoarang PK untuk
memusatkan perhatian kepada semua AK agar AK merasa dihargai dan terbina
suasana yang kondusif sehingga AK bebas mengekspresikan/mengungkapkan pikiran,
perasaan ataupun tingkah lakunya. Dalam hal ini seorang PK menerima kehadiran
AK secara terbuka
2.
Paraphrasing, yaitu teknik yang digunakan oleh
seorang PK untuk mengungkapkan kembali kata-kata klien (AK) menggunakan
kata-kata PK sendiri. Hal ini dilakukan oleh seoarang PK untuk mengetahui
apakah masalah yang sedang dihadapi oleh klien (AK) sesuai dengan apa yang PK
fikirkan. Teknik ini juga bertujuan untuk mengarahkan pembicaraan klien (AK)
berikutnya.
1.
Teknik Diskusi kelompok, teknik yang diguanakan untuk
menentukan solusi atas permasalahan si A dengan metode berdiskusi bersama
.
3.
Aplikasi
Penilaian UCA/AKURS
Pada tahap pengakhiran PK meminta pendapat kepada AK yang
masalahnya telah di bahas tentang hal apa yang akan di lakukan setelah
mendapatkan solusi-solusi dari AK lainnya untuk pemecahan masalah yang dihadapi
oleh AK tersebut. Dan pada tahap ini juga PK meminta para anggota untuk
mengungkapkan harapan, kesan serta pesan terhadap kegiatan konseling kelompok
yang telah dilaksanakan. Di sini PK diharapkan mampu menangkap pesan perasaan
PK yang berdasarkan Understanding, Comfort, dan Action apa yang akan dilakukan
AK setelah mengikuti kegiatan konseling kelompok tersebut.
4.
Respon
Konseli Setelah Konseling
Respon para AK setelah mengikuti kegiatan konseling
kelompok yaitu, mereka mengungkapkan bahwa mereka merasa senang, dan untuk AK
yang masalahnya telah dibahas dia akan berusaha menerapkan apa-apa saja yang
telah di sarankan oleh para AK lainnya, agar masalah yang dia hadapi segera
terentaskan.
5.
Komitmen
Anggota
Komitmen anggota dalam kegiatan konseling kelompok:
1.
Para anggota kelompok berjanji tidak akan
memberitahukan hal-hal apa saja yang sudah di bahas dalam kegiatan konseling
kelompok kepada orang lain/pihak lain diluar kelompok.
2.
Anggota kelompok yang masalahnya telah dibahas,
setelah dia mendapatkan beberapa solusi dari anggota kelompok lainnya, maka AK
tersebut akan bertindak seperti apa yang telah di rencanakannya.
3.
Para anggota kelompok bersedia untuk melakukan
kegiatan konseling kelompok selanjutnya, seperti kesepkatan yang telah di
sepakati dalam tahapan pengakhiran (rencana tindak lanjut).
6.
Teknik
Membangun Dinamika Kelompok
Teknik yang PK lakukan untuk membangun dinamika kelompok
antar AK yaitu, PK menggunakan permainan “Kisah Nomor Diri” yang dilakukan
setelah perkenalan.Permainan ini dilakukan agar siswa satu sama lain dapat lebih
mengenal teman-temannya dengan cara santai dan menghibur serta menghapus
kekakuan antar mereka sendiri. Adapun langkah-langkah dalam permainan
tersebut adalah sebagai berikut.
§ PK meminta semua AK untuk
berhitung mulai dari nomor 1 sampai habis secara berurut.
§ PK sebelumnya meminta
kepada mereka untuk mengingat setiap nomor urut diri nya masing-masing. PK mengulangi
lagi penyebutan nomor urut tersebut dan melakukan pengujian dengan menyebut Nomor
Urut secara acak dan AK yang disebut nomor Urutnya menyahut dengan jawaban
“YA”.
§ PK menegaskan kepada AK
untuk mengingat nomor urutnya masing-masing.
§ PK menjelaskan kepada
para AK, bahwa PK akan menyampaikan suatu kisah, yang didalam kisah tersebut
akan menyebutkan sejumlah nomor atau angka. Jika ada angka yang disebut, maka
peserta yang memiliki nomor urut angka tersebut wajib untuk menyebutkan namanya
dengan nyaring. Jika terlambat 3 detik, maka peserta dikenakan hukuman yang
ditentukan secara bersama.
§ PK menanyakan kepada para
AK apakah memahami permainan tersebut. JIka Ya, lanjutan kepada sesi permainan
sebenarnya.
§ PK bercerita seperti ini,
Anak-anak, pertemuan ini sebenarnya sudah direncanakan 3 bulan lalu, namun
karena sesuatu hal maka barulah terjadi 1 bulan yang 8 orang panitia berencana
untuk melakukan persiapan yang pada akhirnya di tanggal 5 bulan 8 ini kita bisa
berjumpa bersama… dst.
§ PK melakukan sampai
separuh siswa untuk menyebutkan nomornya.
§ PK mendiskusikan dengan
siswa mengenai makna yang terkandung dalam permainan ini termasuk
perasaan-perasaan siswa sendiri.
0 Response to "PROSES LAYANAN KONSELING KELOMPOK"
Post a Comment