Pedoman Konseling Kelompok
A. Tahapan Konseling Kelompok (Sukardi, 2008 : 686)
1.
Tahap Pembentukan
2.
Tahap Peralihan
3.
Tahap kegiatan
4.
Tahap Pengakhiran
B. Teknik Konseling kelompok
Attending (Asmani, 2010:208)
Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri
konseli. Hal ini mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.
Perilaku attending yang baik dapat menimbulkan beberapa hal yang positive seperti,
meningkatkan harga diri konseli, menciptakan suasana yang nyaman, dan
mempermudahekspresi perasaanklien dengan bebas.
Empati (Asmani, 2010:209)
Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang
dirasakan klien; merasa dan berpikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang
klien. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending. Tanpa perilaku
attending mustahil terbentuk empati
Refleksi (Asmani, 2010:210)
Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada
klien tentang perasaan, pikiran , dan pengalaman sebagai hasil pengamatan
terhadap perilaku verbal dan nonverbalnya.
Eksplorasi (Asmani, 2010:211)
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran,
dan pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan
rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Teknik
ini memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan
terancam.
Menangkap Pesan / Paraphrasing (Asmani, 2010:212)
Menangkap pesan adalah teknik untuk menyatakan kembali
esensi atau inti ungkapan klien, dengan teliti mendengarkan pesan utama klien,
mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana.
Dorongan Minimal (Asmani, 2010:214)
Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu
dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien.
Interpretasi (Asmani, 2010:215)
Teknik ini yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan,
dan pengalaman kliendengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subjektif
konselor. Hal ini bertujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar klien
mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.
Menyimpulkan Sementara (Asmani, 2010:216)
Teknik ini yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara
pembicaraan, sehingga arah pembicaraan semakin jelas.
Latihan Asertif (Gunarsa, 2004 :215)
Latihan asertif atau latihan keterampilan social adalah
salah satu dari sekian banyak topic yang tergolong popular dalam terapi
perilaku. Perilaku asertif adalah perilaku antar perorangan yang melibatkan
aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan perasaan. Perilaku asertif ditandai
dengan kesesuaian social dan seseorang yang berperilaku asertif
mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain. Pada umumnya teknik
untuk melakukan latihan asertif , mendasarkan pada produser belajar dalam diri
seseorang yang perlu dirubah, diperbaiki, dan diperbaharui.
Desensitisasi Sistematik (Corey, 1995;424)
Desensitisasi Sistematik , yang didasarkan atas prinsip conditioning
klasik adalah salah satu dari prosedur tetapi Behavioral yang diteliti secara
empiris dan digunakan secara luas. Asumsi dasar yang mendasari tekni ini adalah
bahwa response terhadap kecemasan itu dapat dipelajari, dikondisikan, dan
dicegah dengan member subtitusi berupa suatu aktivitas yang sifatnya
memusuhinya.
Metode Permodelan (Corey, 1995;426)
Istilah permodelan, belajar dengan mengamati, menirukan,
belajar sosialisasi, dan belajar dengan menggantikan telah digunakan dengan
pengertian yang sama dan secara bergantian.
Pengondisian Aversi (Asmani, 2010 ; 225)
Teknik dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk.
Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respons
pada stimulus yang disenanginyadengan kebalikan stimulus tersebut.
Adaptive (Asmani, 2010;230)
Teknik ini digunakan untuk melatih , mendorong, dan
membiasakan klien untuk secara terus-menerus mnyesuaikan dirinya dengan
perilaku yang diinginkan.
Bermain Peran (Asmani, 2010;230)
Teknik digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis
perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negative) melakukan suatu suasana yang
dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan
dirinya sendiri melalui peran tersebut.
Bertahan dengan perasaan (Asmani, 2010;228)
Teknik ini dapat digunakan untuk klien yang menunjukan
perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan , atau dia sangat ingin
menghindarinya.
0 Response to "Pedoman Konseling Kelompok"
Post a Comment