Pengertian,fungsi, dan tujuan Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa yunani,
terdiri dari kata “PAIS”, artinya anak, dan “AGAIN” diterjemahkan
membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendidikan adalah
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan: proses, perbuatan,
cara mendidik. Sedangkan pendidikan dalam bahasa Inggris dengan istilah education yang
berarti pengembangan atau bimbingan sementara dalam bahasa Arab dikenal dengan
istilah tarbiyah yang disebut dengan pendidikan.
Bimbingan dan Konseling |
Pendidikan merupakan hal yang utama dan
terutama di dalam kehidupan sehingga pendidikan seumur hidup (long
life education) dirasakan sangat tepat pada masa sekarang ini.
Sejauh kita memandang maka harus sejauh itulah kita harus memperlengkapi diri
kita dengan berbagai pendidikan. Kita jangan salah memahami bahwa pendidikan
diperoleh dengan cara menempuh jalur formal saja, dengan cara datang, duduk,
mendengar dan selanjutnya hingga akan memperoleh penghargaan dari test yang
sudah dilewati.
Hal
ini sesuai dengan pendapat Rupert C. Lodge yang Menyatakan bahwa dalam
pengertian yang luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Orang
tua mendidik anaknya, guru mendidik muridnya, tuan mendidik anjingnya. Semua
yang kita sebut atau kita lakukan dapat disebut mendidik, begitu juga yang
dikatakan dan dilakukan oleh selain kita dapat disebut juga mendidik. Dalam
pengertian yang luas ini kehidupan adalah pendidikan dan pendidikan adalah
kehidupan.
Pendidikan dapat diperoleh dengan berbagai cara
terlebih lagi semakin mendukungnya perkembangan alat-alat elektronika sekarang
ini. Dengan mudah kita memperoleh informasi tentang
perkembangan zaman baik dari belahan bumi manapun. Ilmu
pengetahuan, keterampilan, pendidikan merupakan unsur dasar yang menentukan
kecekatan seseorang berpikir tentang dirinya dan lingkungannya. Seseorang yang
mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik diharapkan mampu mengubah
keluarganya, kelak mengubah daerahnya dan kemudian mengubah negaranya serta
mengubah dunia dimana dia berada.
Tak bisa dipungkiri pendidikan merupakan aspek yang
sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan seseorang yang
pada awalnya tidak mengetahui apa-apa menjadi mengetahui segala hal, dari
yang tidak bisa menulis dan membaca menjadi terampil menulis dan membaca, dari
seseorang yang tidak berkemampuan apapun menjadi seseorang yang pandai dan
berkeahlian. Maka
wajiblah untuk setiap manusia menunutu ilmu dengan jalan memperoleh pendidikan
yang layak. Pendidikan yang baik tidak hanya membentuk seseorang
menjadi cerdas semata. Kecerdasan yang tinggi tanpa disertai akhlak yang mulia
akan menjadi sia-sia belaka. Di sinilah peran guru sebagai pendidik diperlukan,
sebab guru tidak hanya berperan sebagai pengajar dalam artian “transfer ilmu”.
Guru harus mampu mendidik anak didiknya agar berakhlak mulia serta berguna bagi
nusa dan bangsa.
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk
menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan
pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
misalnya dari keadaan yang tidak tahu menjadi tahu, dari buruk menjadi baik
yang sudah baik menjadi baik lagi.
http://konselorkece.blogspot.com/
http://konselorkece.blogspot.com/
2. 2 Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah
membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Menurut
Muzayyin Aziz fungsi pendidikan adalah menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan (membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan
perkembangan kehidupan anak didik dari satu tahap ke tahap lain sampai meraih
titik kemampuan yang optimal) dapat berjalan lancar.
Sedangkan fungsi pendidikan di Indonesia secara umum
termuat dalam undang-undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 dikatakan
bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Menyimak pasal 3 diatas bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, menggambarkan bahwa yang
harus dikembangkan dalam diri peserta didik adalah potensi-potensi yang
dimilikinya, bukan berarti menjejali dengan ilmu pengetahuan semata tanpa
mempertimbangkan potensi-potensinya dalam hidup dan penghidupan selaku manusia
yang mempunyai keinginan, nafsu, akal dan naluri kemanusiannya.
Selanjutnya dikatakan disitu ”dan membentuk watak”,
hal ini mengandung arti bahwa pendidikan yang dilakukan dapat membentuk watak,
sikap, karakter individu yang berada pada lingkungan masyarakatnya, yang
cenderung bersifat positif dan tidak bertentangan tatanan tabiat, watak,
karakter manusia lainnya.
Kemudian dikatakan ”serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Peradaban bangsa yang
bermartabat dengan kata lain suatu peradaban yang memiliki nilai-nilai
luhur suatu bangsa yang sarat degan nilai-moral-norma bangsanya sendiri.
Peradaban suatu bangsa akan diwarnai oleh kemajuan Pendidikan dan teknologinya,
bagaimana pola hidup orang-orang yang sudah maju dalam pendidikannya, bagaimana
pola hidup manusia yang sudah modern sebagai pembentukan dari kemajuan
teknologi, semua itu semakin banyak mewarnai budaya suatu bangsa yang
menjamaninya. Oleh karena itu peradaban bangsa yang bermartabat cenderung
menitikberatkan pada dasar ideologi suatu bangsa itu, dan dalam kehidupan
bangsa Indonesia yang dimaksud dengan bangsa yang bermartabat adalah bangsa
yang meletakan ideologi hidupnya adalah nilai-moral-norma Agama Islam sebagai
sumber nilai-moral-norma yang mutlak sifatnya bagi seorang muslim yang baik.
Selanjutnya dikatakan ”dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa” Mencerdaskan kehidupan bangsa disini memiliki arti tarap
pendidikan rakyat pada umumnya sudah seimbang antara jumlah penduduk dengan
tingkat rata-rata pendidikan penduduk yang ada, seperti halnya pencanangan
wajib belajar sembilan tahun dengan harapan ideal pemerintah, tidak ada lagi
yang buta hurup dan buta aksara pada tatanan penduduk bangsa Indonesia ini. Dengan demikian fungsi pendidikan adalah
menyiapkan peserta didik. ”Menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pada
hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan diri
sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik
itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Penyiapan ini dikaitkan
dengan kedudukan peserta didik sebagai calon warga negara yang baik, warga
bangsa dan calon pembentuk keluarga baru, serta mengemban tugas dan pekerjaan
kelak di kemudian hari.
3. 3. Fungsi Pendidikan dalam Tiga Lingkungan Pendidikan
Kegiatan pendidikan selalu berlangsung di dalam suatu
lingkungan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal yang
nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan, politik, kepercayaan dan upaya lain
yang dilakukan manusia, termasuk di dalamnya adalah pendidikan.
Di
dalam konteks pembangunan manusia seutuhnya, keluarga, sekolah dan masyarakat
akan menjadi pusat-pusat kegiatan pendidikan yang akan menumbuhkan dan
mengembangkan anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Dengan
memperhatikan bahwa anak adalah individu yang berkembang, ia membutuhkan
pertolongan dari orang yang telah dewasa, anak harus dapat berkembang secara
bebas, tetapi terarah. Pendidikan harus dapat memberikan motivasi dalam
mengaktifkan anak.
Ketiga lembaga pendidikan, yaitu lembaga pendidikan
keluarga, lembaga pendidikan sekolah dan lembaga pendidikan masyarakat
mempunyai tanggung jawab dan peranan masing-masing dalam usaha pencapaian
tujuan pendidikan yaitu pendewasaan diri manusia.
a. Lingkungan
Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak. Di sinilah pertama
kali ia mengenal nilai dan norma. Karena itu keluarga merupakan pendidikan
tertua yang bersifat informal dan kodrati. Pendidikan di lingkungan keluarga
berfungsi untuk memberikan dasar dan menumbuh kembangkan anak sebagai mahluk
individu, sosial dan religius.
Menurut Azmi Ulfa Farista, fungsi lembaga pendidikan
keluarga, yaitu: Merupakan pengalaman pertama bagi masa kanak-kanak. Pendidikan
di lingkungan keluarga dapat menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan
berkembang. Di dalam keluarga akan terbentuk pendidikan moral.
Selain itu menurut Abied fungsi pendidikan dalam
lingkungan keluarga diantaranya sama dengan pendapat Ami Ulfa Farista di atas,
tapi di sini dia menambahakan 2 fungsi lagi yaitu memberikan dasar pendidikan
sosial dan peletakan dasar keagamaan. Berikut ini sedikit pemaparan dari saya
tentang fungsi pendidikan di lingkungan keluarga :
1) Pengalaman Pertama Masa Kanak-Kanak
Pengalaman
ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya,
khususnya dalam perkembangan pribadinya. Kehidupan keluarga sangat penting,
sebab pengalaman masa kanak-kanak akan memberi warna pada perkembangan
selanjutnya.
2) Menjamin kehidupan emosional anak
Ada
tiga hal
yang menjadi pokok dalam pembentukan emosional anak, adalah :Pemberian
perhatian yang tinggi terhadap anak, misalnya dengan menuruti kemauannya,
mengontrol kelakuannya, dan memberikan rasa perhatian yang lebih. Pencurahan
rasa cinta dan kasih sayang, yaitu dengan berucap lemah lembut, berbuat yang
menyenangkan dan selalu berusaha menyelipkan nilai pendidikan pada semua
tingkah laku kita. Memberikan contoh kebiasaan hidup yang bermanfaat bagi anak,
yang diharapkan akan menumbuhkan sikap kemandirian anak dalam melaksanakan
aktifitasnya sehari-hari.
3) Menanamkan dasar pendidikan moral
Seperti
pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Anak akan selalu berusaha
menirukan dan mencontoh perbuatan orang tuanya. Karenanya, orang tua harus
mampu menjadi suri tauladan yang baik. Misalnya dengan dengan mengajarkan tutur
kata dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya.
4) Memberikan dasar pendidikan sosial
Keluarga
sebagai komunitas terkecil dalam kehidupan sosial merupakan satu tempat awal
bagi anak dalam mengenal nilai-nilai sosial. Di dalam keluarga, akan terjadi
contoh kecil pendidikan sosial bagi anak. Orang tua sebagai teladan, sudah
semestinya memberikan contoh yang baik bagi anak-anak. Misalnya memberikan
pertolongan bagi anggota keluarga yang lain, menjaga kebersihan dan keindahan
dalam lingkungan sekitar.
5) Peletakkan Dasar-dasar Keagamaan
Masa
kanak-kanak adalah masa paling baik dalam usaha menanamkan nilai dasar
keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan akan
memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua mengucapkan salam
ketika akan masuk rumah merupakan contoh langkah bijaksana dalam upaya
penanaman dasar religius anak.
Pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar
sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pengalaman seumur hidup. Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama,
nilai budaya yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta
pandangan, keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan..
Pendidikan informal dalam keluarga tersebut akan banyak
membantu dan meletakkan dasar pembentukan kepribadian anak, seperti sikap
religius, disiplin, lembut/kasar, rapi/rajin, penghemat/pemboros, dan
sebagainya dapat tumbuh, bersemi dan berkembang sanada dan seirama dengan
kebiasaannya di rumah.
b. Lingkungan
Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi anak, setelah
lingkungan keluarga. Di sinilah potensi anak akan ditumbuhkembangkan. Sekolah
merupakan tumpuan dan harapan orang tua, masyarakat, dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Tugas sekolah sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk
kehidupan masyarakat. Sekolah bukan semata-mata sebagai konsumen, tetapi juga
sebagai produsen dan pemberi jasa yang sangat erat hubungannya dengan
pembangunan.
Pendidikan sekolah mempunyai dua aspek penting, yaitu
aspek individual dan sosial. Di satu pihak pendidikan sekolah bertugas
mempengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi
anak secara optimal. Di pihak lain pendidikan sekolah bertugas mendidik agar
anak mengabdikan dirinya kepada masyarakat.
Secara
mendasar sekolah berfungsi memberi bekal pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang diperlukan seseorang agar ia dapat menapaki perjalanan
kedewasaanya secara utuh dan tersalurkannya bakat-bakat potensial yang ia
miliki.
Dalam bukunya S.Nasution menjelaskan bahwa fungsi
pendidikan sekolah adalah : Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.
Sekolah memberikan keterampilan dasar. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki
nasib. Sekolah menyiapkan tenaga pembangunan. Sekolah memecahkan
masalah-masalah sosial. Sekolah mentransmisikan kebudayaan. Sekolah membentuk
manusia sosial. Sekolah merupakan alat mentransformasikan kebudayaan[
Beberapa pendapat di atas, pada dasarnya tidak ada
perbedaan tapi saling melengkapi antar pendapat yang satu dengan pendapat yang
lain.berdasarkan pemahaman saya fungsi pendidikan sekolah adalah :
1) Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan
Anak
yang menamatkan sekolah diharapkan sanggup melakukan pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan dunia pekerjaan atau setidaknya mempunyai dasar untuk mencari nafkah.
Mekin tinggi pendidikan makin besar harapannya memperoleh pekerjaan yang layak.
2) Sekolah memberi keterampilan dasar
Orang
yang telah bersekolah setidak-tidaknya pandai membaca, menulis, dan berhitung
yang diperlukan dalam tiap masyarakat modern selain itu diperoleh sejumlah
pengetahuan lain seperti sejarah, geografi, kewargannegaraan, fisika, biologi,
bahasa dan lain-lain yang membekali anak untuk melanjutkan atau memperluas
pandangan dan pemahamannya tentang masala-masalah dunia.
3) Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib
Semenjak
diterapkannya sistem persekolahan yang bisa dinikmati secara merata oleh
seluruh lapisan masyarakat, maka secara otomatis telah mendobrak tembok
ketimpangan sosial masyarakat feodal dan menggantinya dengan bentuk mobilitas
terbuka. Sekolah menjadi tempat strategis untuk menyalurkan kebutuhan mobilitas
vertikal dalam rangka stratifikasi sosial masyarakat. Melalui pendidikan, orang
dari golongan rendah dapat meningkat ke golongan yang lebih tinggi. Oleh karena
itu orang tua berusaha menyekolahkan anaknya dengan harapan akan memperoleh
hasil yang memuaskan bagi peningkatan derajat dan status keluarga di kemudian
hari.
4) Sekolah sebagai tenaga pembangunan
Bagi
negara-negara berkembang, pendidikan dipandang menjadi alat yang paling ampuh
untuk menyiapkan tenaga produktif guna menopang proses pembangunan. Kekayaan
alam hanya mengandung arti bila didukung oleh keahlian. Oleh karena itu sumber
daya manusia merupakan sumber utama bagi pembangunan manusia.
5) Sekolah membantu memecahkan masalah-masalah
sosial
Masalah-masalah
sosial diharapkan dapat diatasi dengan mendidik generasi muda untuk mencegah penyakit-penyakit
sosial seperti kejahatan, pertumbuhan penduduk yang melewati batas, pengrusakan
lingkungan, kecelakaan lalu lintas, narkotika dan sebagainya.
6) Sekolah sebagai alat transmisi kebudayaan
Fungsi
transmisi kebudayaan kepada anak menurut Vembrianto, dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu transmisi pengetahuan,keterampilan dan transmisi sikap,
niali-nilai,dan norma-norma.
Dalam
masyarakat modern di sekolah, anak tidak hanya mempelajari pengetahuan dan
keterampilan, tetapi juga sikap, nilai-nilai dan norma-norma. Sebagian besar
sikap dan nilai-nilai itu dipelajari secara informasi melalui situasi formal di
kelas dan di sekolah. Melalui contoh pribadi guru, isi cerita buku-buku bacaa
pelajaran sejarah dan geografi serta situasi lingkungan sekolah anak
mempelajari sikap, nilai-nilai dan norma-norma masyarakat.
7) Sekolah membentuk manusia yang sosial
Pendidikan
diharapkan membentuk manusia sosial yang dapat bergaul dengan sesama manusia
sekalipun berbeda agama, suku bangsa, pendidikan dan sebagainya. Ia juga harus
dapat menyesuaika diri dalam situasi sosial yang berbeda-beda.
8) Sekolah menciptakan integrasi sosial
Dalam
masyarakat yang bersifat heterogen dan pluralistik, terjaminnya integrasi
sosial merupakn fungsi pendidikan sekolah yang cukup penting. Masyarakat
Indonesia mengenal bermacam-macam suku bangsa dan adat istiadatnya
masing-masing, bermacam-macam bahasa daerah, agama, pandangan politik dan
sebagainya. Dalam keadaan demikian bahaya desintegrasi sosial sangat besar.
Sebab pendidikan sekolah yang terpenting adalah menjamin integrasi sosial
dengan cara sekolah mengajarkan bahasa nasional, sekolah mengajarkan
pengalaman-pengalaman yang sama kepada anak, sekolah mengajarkan kepada anak
corak kepribadiaan nasional seperti pelajaran sejarah, dan sebagainya
.
c. Lingkungan
Masyarakat
Pendidikan dalam masyarakat dapat disebut juga dengan
pendidikan non formal. Masyarakat adalah salah satu lingkungan pendidikan yang
besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi seseorang. Pandangan hidup, cita-cita
bangsa, sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mewarnai keadaan
masyarakat tersebut. Masyarakat mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Pendidikan dalam masyarakat meliputi pendidikan kecakapan
hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Satuan pendidikan dalam masyarakat terdiri atas lembaga
kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat,
dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Kursus dan pelatihan
diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.
Selanjutnya dalam Undang-undang Sisdiknas pasal 26 dijelaskan
bahwa, pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional
serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.
Melalui pendidikan di masyarakat anak akan dibekali
dengan penalaran dan keterampilan, sering juga pendidikan di masyarakat ini
dijadikan upaya mengoptimalkan perkembangan diri. Bentuk-bentuk pendidikan
kemasyarakatan sebenarnya telah lama ada dan tersebar secara luas dalam
masyarakat Indonesia serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kebudayaan bangsa. Berbeda dengan jalur pendidikan di sekolah, pendidikan
kemasyarakatan tidak selalu dimaksudkan sebagai pengantar untuk memasuki
lapangan kerja. Namun melalui jalur pendidikan kemasyarakatan dapat diperoleh
kemampuan dan keahlian yang dapat dijadikan persyaratan memasuki lapangan kerja
atau tidak terkait dengan formalitas akademik secara ketat, sekalipun
kesempatan untuk memperoleh efek akademik tetap terbuka.
Masyarakat sebagai lingkungan memiliki pengaruh besar
terhadap perkembangan pribadi seseorang. Dalam hal ini, masyarakat mempunyai
peranan penting dalam upaya ikut serta menyelenggarakan pendidikan, membantu
pengadaan tenaga dan biaya, sarana dan prasarana dan
menyediakan lapangan kerja. Karenanya, partisipasi masyarakat membantu
pemerintah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa yang sangat diharapkan.
Lihat artikel sebelumnya mengenai Pendidikan
Lihat artikel sebelumnya mengenai Pendidikan
0 Response to "Materi Mengenai Pendidikan"
Post a Comment